Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 September 2011

KDPK


BAB I


MATA KULIAH       :  KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
TOPIK                        :  KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
SUB TOPIK               : 
1.       Prinsip dasar kebutuhan manusia
2.       Pemenuhan kebutuhan fisik
3.       Pemenuhan kebutuhan psikososial

OBJEKTIF PERILAKU SISWA
1.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar kebutuhan dasar manusia dengan benar
2.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan fisik manusia dengan benar
3.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan psikososial dengan benar
4.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mempraktekan pemenuhan kebutuhan fisik manusia dengan benar
5.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mempraktekan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan benar










PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif . (http://syehaceh.wordpress.com )
Makhluk hidup dapat terus dan berusaha untuk tetap bertahan hidup karena ada dorongan-dorongan kebutuhan dalam tubuhnya. Manusia yang mempunyai keunggulan ruh dan otak dibandingkan dengan makhluk yang lain, pun mempunyai dorongan-dorongan dari dalam dirinya, yaitu berupa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya. Tetapi, bila keunggulan yang dipunyai manusia tak dapat dioptimalkan pemanfaatannya, manusia dapat turun derajatnya melebihi binatang. Tak sedikit manusia yang tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara benar, menghalalkan segala cara untuk memuaskan dorongan nafsunya. Dan tak jarang pula, manusia yang terhimpit oleh desakan kebutuhannya, bila tak dapat memenuhinya, memilih mengakhiri hidupnya. Bunuh diri hanya dilakukan oleh manusia, yang diberi keunggulan ruh & otak oleh Penciptanya. Tak pernah terdengar bahwa ada makhluk lain selain manusia yang memilih jalan tragis tersebut. (Syukri, 2003).
Dengan memperhatikan latar belakang diatas, kita dapat mengetahui betapa pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Oleh karena itu sebagai seorang petugas kesehatan yang professional sudah seharusnya bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia.







BAB I
MATERI

A.     Prinsip Dasar Kebutuhan Manusia
Terdapat dua (2) prinsip dasar kebutuhan manusia yaitu homeostasis dan homeodinamika, dengan penjelasan sebagai berikut :
1.        Homeostasis
Homeostasis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi barbagai kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stress maka tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Homeostasis dapat disebut juga sebagai suatu proses yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan disekitarnya.
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dikendalikan oleh system endokrin dan system saraf otonom, terdapat empat (4) cara proses homeostasis fisiologi :
a.        Pengaturan diri (self regulation), suatu proses pengaturan organ tubuh secara otomatis dan terjadi pada orang dalam kondisi sehat.
b.        Kompensasi, yaitu proses reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan yang terjadi. Misalnya menggigil merupkan proses menjaga keseimbangan pada saat lingkungan dingin.
c.        Umpan balik negatif, dalam kondisi tidak normal secara otomatis tubuh melakukan mekanisme umpan balik terhadap penyimpangan yang terjadi. Misalnya pada saat tubuh mengalami anemia, maka tubuh member respon dengan adanya pandangan berkunang-kunang.
d.       Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis, misalnya dalam kondisi hipoksia maka denyut jantung meningkat dalam upaya meningkatkan peredaran darah dan oksigen ke sel tubuh.
Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini diperoleh melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengarhui oleh norma dan kultur masyarakat. Misalnya saat senang maka tertawa, sedih menangis, dsb.
2.        Homeodinamika
Homeodinamika merupakan pertukaran energy secara terus menerus antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekitranya, namun terus berinteraksi dengan lingkungan untuk dapat mempertahankan diri. Berikut merupkan prinsip dalam homeodinamika :
a.        Integritas, yaitu prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Sepanjang manusia manusia hidup, maka akan terus terjadi interaksi antara manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
b.        Resonansi, yaitu proses kehidupan selalu berirama dan frekuensinya bervariasi, mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
c.        Helicy, yaitu setiap perubahan dalam proses beradaptasi berlangsung secara perlahan.
Factor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia adalah :
1.        Penyakit, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pemenuhan kebutuhan manusia karena beberapa oragan tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar daripada biasanya.
2.        Hubungan keluarga, tergantung apakah manusia dapat membina hubungan keluarga yang baik atau tidak karena dengan adanya hubungan yang baik maka kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik.
3.        Konsep diri, apabila manusia dapat menciptakan konsep diri yang positif terhadap dirinya maka manusia dapat memenuhi kebutuhan dengan baik.
4.        Tahap perkembangan, dalam setiap tahap perkembangan manusia memiliki kebutuhan yang berbeda.
Kebutuhan Dasar Menusia (KDM) menurut Abraham Harold Maslow (1908-1970), ahli psikologi yang membagi kebutuhan manusia menjadi 5, sebagai berikut :
1.        Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs), yaitu kebutuhan  makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain.
2.        Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan perlindungan keselamatan terhadap bahaya atau kekerasan, setelah kebutuhan psikologi sudah terpenuhi.
3.        Kebutuhan Sosial (Social Needs) timbul bila kedua kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi, yaitu kebutuhan akan afiliasi, persahabatan serta memberi dan menerima kasih sayang/dihargai dengan/dari/oleh orang lain dalam kehidupan sosial masyarakat.
4.        Kebutuhan Prestise (Ego/Esteem Needs), yaitu kebutuhan akan penghargaan untuk penghormatan diri, status, perhatian hingga penerimaan orang lain, yang muncul bila ketiga kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Menurut Maslow kebutuhan ini jarang dapat dipuaskan.
5.        Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs) merupakan kebutuhan terakhir apabila keempat kebutuhan lainnya di atas telah terpenuhi, yang dapat mendorong perilaku seseorang untuk dapat mempertinggi kemampuan kerja.
Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia tersebut adalah berjenjang seperti piramid, yang mempunyai anak-anak tangga kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan harus dipenuhi dari kebutuhan tingkat pertama dan naik ke tangga-tangga kebutuhan berikutnya, tanpa bisa meloncat.
B.      Kebutuhan Fisik
1.        Oksigenasi
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Tujuannya adalah ;
a.        Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
b.       Untuk menurunkan kerja paru-paru
c.        Untuk menurunkan kerja jantung
Anatomi system pernafasan yang bekerja pada tubuh manusia adalah sebagai berikut :
a.         Saluran pernafasan atas, dengan penjelasan sebagai berikut :
-           Hidung, terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, sedangkan bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
-           Faring/tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring). Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif.
-           Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas : Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan; Glotis : ostium antara pita suara dalam laring;  Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple); Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid); Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring). Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi, Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu.
-           Trakea disebut juga batang tenggorok, ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
b.        Saluran pernafasan bawah, dengan penjelasan sebagai berikut :
-          Bronkus, terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf.
-          Bronkiolus, bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
-          Bronkiolus Terminalis, bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia).
-          Bronkiolus respiratori, bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
-          Duktus alveolar dan Sakus alveolar, bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli.
-          Alveoli, merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2. Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Terdiri atas 3 tipe, yaitu; sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli; sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps); sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
c.         Paru, merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut.  Terletak dalam rongga dada atau toraks, kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus, lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
d.        Pleura, merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastic. Terbagi mejadi 2, yaitu  : pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru. Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

Fisiologi Sistem Pernafasan :
Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi). Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a.        Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi, yaitu :
-           Tekanan udara atmosfir.
-           Jalan nafas yang bersih.
-           Pengembangan paru yang adekuat
b.       Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi, yaitu :
-           Luas permukaan paru.
-           Tebal membran respirasi.
-           Jumlah darah.
-           Keadaan/jumlah kapiler darah.
-           Afinitas.
-           Waktu adanya udara di alveoli
c.        Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
-           Curah jantung (cardiac Output / CO).
-           Jumlah sel darah merah.
-           Hematokrit darah.
-           Latihan (exercise).
Faktor-faktor yang mempengaruhi system pernafasan :
a.       Tahap perkembangan, saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
b.      Lingkungan, ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
c.       Gaya hidup, aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
d.      Status kesehatan, pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
e.       Narkotika, seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
f.       Perubahan pada fungsi pernafasan, fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pernapasan yaitu : pergerakan udara ke dalam atau keluar paru, difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru, dan transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
g.      Perubahan pola pernafasan, pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
h.      Obstruksi jalan nafas, dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Obstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
Gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi adalah ;
a.       Hipoksia, merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel yang ditandai dengan kebiruan pada kulit (sianosis). Hipoksia pada umunya disebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau juga karena gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi O2.
b.      Perubahan pola pernafasan, dikenal dengan beberapa istilah yaitu :
-           Tachypnea, yaitu frekuensi pernafasan >24X/menit yang disebabkan oleh paru mengalami ateleksis atau emboli.
-           Bradynea, pola pernafsan lambat <10X/menit disebakan karena peningkatan tekanan intra cranial yang disertai dengan konsumsi obat-obatan narkotika atau sedative.
-           Hiperventilasi, peningkatan oksigen dalam paru menyebabkan tubuh melakukan mekanisme untuk menyeimbangkan dengan melakukan pernafasan yang cepat dan dalam. Proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2, dll. Keadaan ini dapat disebabkan karena adanya infeksi, ketidakseimbangan asam basa dan gangguan psikologi, keadaan ini dapat menyebabkan hipokapnea (berkurangnya Co2 dalam tubuh di bawab batas normal sehingga rangsangan terhadap pusat pernafasan menurun).
-           Kusmaul, merupakan pola pernafasan yang cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada kondisi asidosis metabolic.
-           Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya dalam penggunaan O2. Kondisi ini ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis, otot-otot pernafasan lumpuh, depresi pusat pernafasan, tahanan jalan udara pernafasan meningkat, tahanan jaringan paru dan thoraks menurun. Keadaan tersebut dapat menyebabkan hiperkapnea (retensi CO2) sehingga terjadi depresi susunan saraf pusat.
-           Dispnea, merupakan perasaan sesak dan berat saat pernafasan. Penyebabnya bias karena perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, pengaruh psikis.
-           Orthopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali pada saat duduk atau berdiri. Biasanya dialami pada kasus kongestif paru.
-           Cheyne stokes, merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti, kemudian mulai dari siklus yang baru kembali.
-           Pernafasan paradoksial, merupakan pernafasan dimana dinding paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan dalam kondisi ateleksis.
-           Biot, pernafasan yang iramanya mirip dengan cheyne stokes namun amplitudonya tidak teratur. Kondisi ini sering terjadi pada saat adanya rangsangan selaput otak, tekanan intracranial yang meningkat, trauma kepala, dll.
-           Stridor, merupakan pernafasan bising akibat penyempitan saluran pernafasan. Umumnya pada kasus spasme  trachea, obstruksi laring, dll.
c.       Obstruksi jalan nafas, merupakan kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernafasannya terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan karena sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, immobilisasi, stasis sekresi dan batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti CVA (cerebro vascular accident), akibat efek pengobatan sedative, dll. Tanda klinis yang tampak adalah :
-           Batuk tidak efektif atau tidak ada.
-           Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan nafas
-           Suara nafas menunjukan sumbatan.
-           Jumlah, irama, dan kedalaman pernafasan tidak normal.
d.      Pertukaran gas, merupakan suatu kondisi individu mengalami penurunan gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru dan system vascular dapat disebabkan oleh sekresi yang kental dan imobilisasi akibat penyakit system saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada paru. Kondisi ini menunjukan penurunan kapasitas difusi yang antara lain disebabkan karena menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya membrane alveolar kapiler, rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari paru ke jaringan tergganggu, anemia, keracuana CO2, dan terganggunya aliran darah. Tanda klinis yang muncul :
-           Dispnea pada usaha nafas
-           Nafas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang
-           Agitasi
-           Lelah, letargi
-           Meningkatnya tahanan vascular paru
-           Menurunnya saturasi O2 dan meningkatnya PCO2
-           Sianosis
Tindakan untuk mengatasi gangguan pernafasan adalah :
a.       Latihan nafas, merupakan cara bernafas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau pertukaran gas, mencegah ateleksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat digunakan untuk mengurangi stress. Prosedur kerjanya adalah :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
-           Atur posisi pasien (duduk/tidur terlentang).
-           Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup.
-           Kemudian anjurkan untuk menahan nafas selama 1 – 1,5 detik dan disusul dengan menghembuskan nafas melalui bibir dengan bentuk mulut mencucu atau seperti orang sedang meniup.
-           Catat respon yang terjadi.
-           Cuci tangan.
b.      Latihan batuk efektif, merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan nafas. Prosedur kerja :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
-           Atur posisi pasien dengan duduk di tepui tempat tidur membungkuk ke dapan.
-           Anjurkan untuk menarik nafas secara pelan dan dalam menggunakan pernafasan diafragma.
-           Setelah itu tahan nafas kurang lebih 2 detik.
-           Batukan 2 kali dengan mulut terbuka.
-           Tarik nafas dengan ringan.
-           Istirahat.
-           Catat respons yang terjadi.
-           Cuci tangan.
c.       Pemberian O2
Merupakan tindakan pemberian O2 ke dalam paru dengan menggunakan alat bantu, yaitu kanula, nasal dan masker.
Alat dan bahan :
-           Tabung O2 lengkap dengan flowmeter dan humidifier.
-           Nasal kateter, kanula, atau masker.
-           Vaselin/lubrikan atau pelumas (jelly).
Prosedur kerja :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
-           Cek flowmeter dan humidifier.
-           Hidupkan tabung O2.
-           Atur posisi pasein dengan semifowler atau sesusi dengan kondisi pasien.
-           Berikan O2 melalui kanula atau masker.
-           Apabila menggunakan kateter, ukur terlebih dahulu jarak hidung dengan telinga kemudian beri lubrikan dan dimasukan pada lubang hidung.
-           Catat pemberian dan lakukan observasi.
-           Cuci tangan.
d.      Fisioterapi dada
Merupakan tindakan dengan melakukan postural drainage, clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernafasan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan membersihkan jalan nafas.
Alat dan bahan :
-           Pot sputum berisi desinfektan.
-           Kertas tisu.
-           2 balok tempat tidur (untuk postural drainage).
-           1 bantal (untuk postural drainage).
Prosedur kerja :
Postural drainage ;
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
-           Miringkan ke kiri (untuk membersihkan bagian paru kanan).
-           Miringkan ke kanan (untuk membersihkan bagian paru kiri).
-           Miringkan ke kiri dan tubuh bagian belakang kanan disokong dengan satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah).
-           Lakukan postural drainage kurang lebih 10 – 15 menit.
-           Observasi tanda vital selama prosedur.
-           Setelah dilakukan postural drainage dilakukan clapping, vibrating, dan suction.
-           Lakukan hingga lendir bersih.
-           Catat respons yang terjadi.
-           Cuci tangan.
Clapping :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
-           Atur posisi sesuai kondisi yang diinginkan.
-           Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk.
-           Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan menampung pada pot sputum.
-           Lakukan hingga lendir bersih.
-           Catat respons yang terjadi.
-           Cuci tangan.
Vibrating :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
-           Atur posisi sesuai kondisi yang diinginkan.
-           Lakukan vibrating dengan cara anjurakn pasien untuk menarik nafas dalam dan meminta pasien untuk mengeluarkan nafas perlahan-lahan. Kedua tangn perawat diletakan di atas bagian samping depan dari cekungan iga kemudian getarkan secara perlahan-lahan dan lakukan berkali-kali hingga pasien ingin membatukan..
-           Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan menampung pada pot sputum.
-           Lakukan hingga lendir bersih.
-           Catat respons yang terjadi.
-           Cuci tangan.
e.       Lakukan penghisapan lendir
Penghuisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir secara sendiri, dengan dilakukan suction diharapkan dapat membersihkan jalan nafas dari lendir dan terpenuhi kebutuhan O2.
Alat dan bahan :
-           Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan.
-           Kateter penghisap lendir.
-           Pinset steril.
-           Sarung tangan steril.
-           Dua buah kom berisi larutan aquades atau NaCL 0,9% dan berisi larutan desinfektan.
-           Kasa steril.
-           Kertas tisu.
Prosedur kerja :
-           Cuci tangan.
-           Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
-           Atur posisi pasien dengan posisi terlentang dengan kepala miring kearah petugas.
-           Gunakan sarung tangan.
-           Hubungkan kateter penghisap dengan dengan selang penghisap.
-           Hidupkan mesing penghisap.
-           Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCL 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
-           Masukan katetr penghisap dalam keadaan tidak menghisap.
-           Tarik dengan memutar kateter penghisap 3-5 detik.
-           Bilas kateter dengan aquades atau NaCL 0,9%.
-           Lakukan hingga lendir bersih.
-           Catat respons yang terjadi.
-           Cuci tangan.

2.        Nutrisi
Saluran pencernaan :
a.        Mulut, merupakan bagian awal saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi bibir, pipi, dan bagian dalam yang terdiri atas rongga mulut. Di dalam mulut terjadi mekanisme mengunyah makanan dengan  bantuan enzim amylase dan pembentukan saliva.
b.        Faring dan esophagus, faring terletak di belakang hidung, mulut dan laring serta langsung berhubungan dengan esophagus. Sedangkan esophagus berfungsi menghantarkan makanandari faring menuju lambung dan berfungsi sebagai sfingter yang mencegah makanan bergerak kembali ke organ atas.
c.        Lambung, mempunyai dua fungsi yaitu fungsi motoris sebagai penampung makanan, memecah makanan menjadi partikel kecil dan mencampurnya dengan asam lambung. Serta fungsi sekresi yaitu mensekresi pepsin dan HCi yang akan memecah protein menjadi pepton.
d.       Usus halus, fungsi utamanya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung, sebagai tempat pengabsorbsian makanan.
e.        Usus besar, disebut juga sebagai kolonadalah sambungan dari usus halus. Fungsi utamanya adalah mengabsorbsi air (kurang 90%), elektrolit, vitamin dan sedikit glukosa. Sedangkan flora yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk mensintesis vitamin K dan B sertab memungkinkan pembusukan sisa makanan.
Organ pendukung :
a.       Hati, berfungsi penghasil sel fagositosis pada empedu, menghasilkan cairan, membuat sel darah merah dan menyimpan glikogen.
b.      Kantong empedu, sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu dengan member pH yang sesuai dengan pH optimum, mengeksekresi beberapa zat yang sudah tidak digunakan oleh tubuh.
c.       Pancreas, mempunyai dua fungsi yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretoriyang membentuk getah pancreas berisi enzim dan elektrolit, serta fungsi endokrin.

Tidak ada komentar: