Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 September 2011

DISABILITATION


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan sekaligus upaya promotif dan preventif.
Salah satunya adalah disabilitation, disabilitation adalah pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit. Disabilitation ini tidak dapat dipisahkan peranannya dalam 5 upaya promotif dan preventif dari Leavel dan Clark.
Namun saat ini masih banyak yang belum memahami upaya disabilitation ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan mengenai disabilitation. Diharapkan makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, amin.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
·         Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang “Disabilitation Sebagai Upaya Preventif dan Promotif”.
·         Tujuan Umum
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi,
2. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Upaya Promotif dan Preventif
Menurut Leavel dan Clark, upaya promotif dan preventif yang disebut juga upaya adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan/penyakit.
(Romauli, dkk. 2009; 144-145)

B. Manfaat
Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark bermanfaat untuk.
1.      Menurunkan angka kematian
2.      Meningkatkan presentase kasus yang dideteksi dini pada stadium awal
3.      Menurunkan kejadian komplikasi
4.      Menaikan kualitas hidup
(Romauli, dkk. 2009; 144-145)

C. Tingkat-Tingkat Upaya Promotif dan Preventif
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan di keluarga dan masyarakat termasuk kesehatan reproduksi perlu memperhatikan prinsip pokok utama promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark dalam bukunya preventif medicine for the doctor in his community membagi usaha pencegahan dalam setiap tingkatan, yakni:
a. Masa Sebelum Sakit
1. Health Promotion (menaikan nilai kesehatan)
2. Spesific Protection (memberi perlindungan khusus terhadap suatu masyarakat kesehatan/penyakit)
b. Masa Saat Sakit
1.  Early Diagnosis dan Promotif Treatment (mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal) serta mengadakan pengobatan tepat dan segera
2.   Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
      3.   Rehabilitation
(Suyati, dkk. 2009; 144-145)

D. Disabilitation
      Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha early diagnosis and promotif treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin beberapa usaha diantaranya:
1.      Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
2.   Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
  1. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi
Masyarakat diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi. Selain itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang dalam tahap pemulihan, dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar penderita sembuh secara sempurna.
(Romauli, dkk. 2009; 144-145)
Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
(Wilianto, 2010; page I)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat/ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan dalam tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
(Yuni,dkk. 2009; 157)
Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
(Santi, 2011; page I)
Pembatasan kecacatan (disability limitation)
1.      Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi
2.      Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
3.      Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan keperawatan yang lebih intensif
(Maryati, dkk. 2009; 148)
Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
(Ririn, 2008; page I)
Disability limitation (pembatasan gangguan)
1.      Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan
2.      Pencegahan komplikasi
3.      Perbaikan fasilitas kesehatan
4.      Penurunan beban social masyarakat
Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan, program KIA melalui deteksi dini, factor resiko gangguan kehamilan
(Zeiny, 2010; page I)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.

Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
(Iqi, 2008; page I)
                                                                      
Pengobatan yg tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
(dewiartika, 2010; page I)

Pembatasan cacat (disability limitation), dimana dilakukan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien serat mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.
(Saksono, 2010; page I)


























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Leavel dan Clark, upaya promotif dan preventif yang disebut juga upaya adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan/penyakit.
Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark bermanfaat untuk.
1.      Menurunkan angka kematian
2.      Meningkatkan presentase kasus yang dideteksi dini pada stadium awal
3.      Menurunkan kejadian komplikasi
4.      Menaikan kualitas hidup
      Disabilitationmerupakan lanjutan dari usaha early diagnosis and promotif treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi komplikasi). Beberapa usaha diantaranya:
1.      Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
2.   Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
  1. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat sebaik–baiknya namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
            Adapun saran yang dapat diberikan:


  1. Bagi mahasiswa
Sebagai mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan lebih memahami materi “Disabilitation Sebagai Upaya Preventif dan Promotif” dan sebaiknya mahasiswa lebih banyak mencari referensi pelengkap sehingga menjadi lebih paham akan  materi tersebut.

  1. Bagi Dosen
Diharapkan dosen dapat lebih memberikan penjelasan detail kepada mahasiswa sehingga mahasiswa lebih terbantu dalam memahami materi “Disabilitation sebagai Upaya Promotif dan Preventif”.





                                    















DAFTAR PUSTAKA

Romauli, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Yuni, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Maryati, Dwi. dkk. 2009. Buku Ajaran Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha medika

Suyati, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika







http://abiwilianto.blogspot.com

Tidak ada komentar: