Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 September 2011

ASKEB NEONATUS 2


TINJAUAN TEORI BAYI

BARU LAHIR NORMAL



A.    DEFINISI

1.      Bayi baru lahir  adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin ( Buku kuliah IKA 3 ).
2.      Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 – 4000 gram ( Ibrahim Kristiana S Drs. ZR, Perawatan Kebidanan jilid II, Bandung 1984 )

B.     TAHAPAN BAYI BARU LAHIR

Pengkajian setelah kelahiran, terjadi dalam 3 tahap :
  1. Tahap I yaitu segera selama menit-menit pertama kelahiran menggunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
  2. Tahap II yaitu disebut tahap transisional reaktivitas. Mengkaji selama 24 jam pertama perubahan prilaku.
  3. Tahap III yaitu tahap periodic, pengkajian setelah 24 jam pertama masing-masing tubuh diperiksa. Pada tinjauan teori ini kami mengambil batasan yang dibahas adalah 1 jam setelah lahir.

C.    PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL

1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi kehidupan intra uteri ke kehidupan  ekstra  uterin :
a.       Faktor Maturasi
Masa gestasi dari BBL berhubungan erat dengan persiapan fetus dari intra uteri ke ekstra uteri.
b.      Factor adaptasi
Kemampuan janian dalam menyesuaikan diri dari intra uteri ke ekstra uteri
c.       Factor toleransi
Kemempuan janian mentolerir, menghadapi hal hal yang sebetulnya berbahaya.
2.      Perubahan-perubahan yang terjadi :
a.       Pernafasan
Pernafasan pertama pada BBL normal pada waktu 30 detik setelah lahir. Pada menit-menit pertama + 80 x/menit disertai pernafasan cuping hidung. Rintihan berlangsung 10 – 15 menit selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama adalah :
1)      Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir
2)      Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang komoreseptor yang terletak di sinus karotikus.
3)      Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan pergerakan pernafasan.
4)      Refleks Deflasi Hering Breur.
5)      Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 – 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini, sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara.
b.      Sistem Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen didalam alveoli meningkat. Sebaliknya tekanan O2 turun. Hal tersebut mengakibatkan turunya resistensi pembuluh darah paru-paru. Sehingga aliran ke alat tersebut meningkat, ini menyebabkan darah dari arteria pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis serta terpotongnya tali pusat aliran darah dari placenta terhenti sehingga atrium kiri  menerima darah dari paru-paru, tekanan di atrium kiri lebih tinggi dari tekanan di atrium kanan, sehingga foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan bayi. Bunyi jantung pada menit pertama 180 kali permenit makin lama makin menurun, menit 30 menjadi 120 – 140 kali permenit.
c.       Traktus digestivus
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang disbanding orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung mekoneum yang terbentuk sejak 16 minggu kehamilan dan keluar dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah terbentuk dan berwarna biasa. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 derajat celcius maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, evaporasi sebanyak 200 kal/ kg bb/menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigennya meningkat.
d.      Metabolisme
Luas permukaan neonatus relatif lebih besar, daripada orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg BB lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu + pada hari ke 6, energi 60 % didapat dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.
e.       Hati
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan oksigen. Sel hemapoetik mulai berkurang, enzym hati belum aktif benar, daya detoksofokasi hati juga belum sempurna.
f.       Suhu
Pada saat lahir, bayi berada dalam suhu lebih rendah daripada dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila tidak disesuaikan suhu lingkungan maka BBL akan kehilangan kalori melalui :
1)      Evaporasi yaitu proses penghilangan panas melalui cara penguapan oleh karena temperatur lingkungan lebih rendah daripada temperatur tubuh ( bila bayi dalam keadaan basah )
2)      Konduksi yaitu proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah.
3)      Konveksi yaitu proses penyesuaian suhu tubuh melalui sirkulasi udara terhadap lingkungan
4)      Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan dekat dengan benda-benda yang lebih rendah
5)      Konveksi yaitu proses suhu tubuh melalui sirkulasi udara terhadap lingkungan.
6)      Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan dekat dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari tubuh. Bila suhu sekitar turun, ada tiga cara tubuh untuk meninggikan suhu yaitu aktifitas otot, shivering dan nonshivering thermogenesis (NST) yaitu cara utama untuk meninggikan suhu yaitu dengan pembakaran “Broun Fat” yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.
g.      Keseimbangan Asam – Basa.
Yaitu pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolis anaerobic. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.
h.      Keseimbangan Air dan Fungsi ginjal
Yaitu Tubuh bayi relatif banyak air dan kada Na lebih besar dari K. ini menandakan bahwa ruangan ekstra selluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
1)      Jumlah nefron belum sebanyak orang dewasa.
2)      Ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proximal.
3)      Renal blood flou relatif kurang bila disbanding orang dewasa.
i.        Kelenjar Endokrin.
Yaitu selama dalam uterus – fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu BBL, kadang hormon tersebut masih berfungsi, padsa bayi laki-laki terlihat pembesaran kelenjar air susu dan pada perempuan ditambah pengeluaran darah dari vagina. Kelenjar Adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila disbanding orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah sempurna dan berfungsi.
j.        Susunan Syaraf Pusat
Yaitu sewaktu bayi lahir motorik terutama ialah subkortikal. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah. Mielinisasi terjadi setelah bayi berumur 2 bulan. Perubahan konsentrasi DNA dalam otak dapat diketahui bahwa pertambahan sel berlangsung terus sampai anak berumur + 1 tahun.
k.      Imunoglobulin
Yaitu plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada BBL hanya terdapat globulin Gamma G, yaitu imunologi dari ibu ( plasenta ibu ). Reaksi imonoglobulin dapat membentuk plasma dan antibogi Gama A, Gama G, dan Gama M. imunologi dari kolostrum dapat sebagai proteksi local dalam traktus digestivus.
l.        Refleks.
Yaitu bayi yang beru lahir mempunyai sejumlah refleks. Hal ini merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan aktif.
Ada 2 macam reflek yaitu :
1)      Reflek permanen ( tidak akan menghilang )
a)      Reflek urat achilas            : Kontraksi urat daging kempal, bila urat achilas dipukul.
b)      Reflek urat patelair           : Kontraksi urat daging kaki atas bila ada pukulan bawah lutut.
c)      Reflek pupil                      : Mengecilnya pupil bila ada sinar.
2)      Reflek sementara ( menghilang setelah umur 4 – 6 bulan )
a)      Reflek morro = Reflek perut = Reflek terkejut.
Anak mengemnbangkan tangan kesamping lebar-lebar, melebarkan jari-jari lalu mengembalikan dengan tarikan cepat seakan-akan memeluk seseorang.
b)      Reflek Tonick neck : Reflek otot leher.
Anak akan mengangkat leher dan menoleh kanan / kiri bila diletakan dalam posisi tengkurap.
c)      Reflek Rooting
Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, akan bereaksi seakan-akan mencapai puting susu.
d)     Reflek Sucking = menghisap dan menelan = Reflek oral
Timbul bersama dengan rangsangan pipi unrtuk menghisap puting susu dan menelan Asi
e)      Reflek Grasping
Bila jari diletakkan pada telapak tangan, anak akan menutup telapak tangan tadi.
f)       Reflek Babinsky
Bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lain membuka.
g)      Reflek Steping = Reflek melangkah
Jika bayi dibuat posisi berdiri maka akan ada gerakan spontan kaki melangkah walaupun belum bisa berjalan.

DAFTAR PUSTAKA :
1.      Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985.
2.      Ibrahim Kristiana. S.Drs. ZR, Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung 1984.

Tidak ada komentar: