Total Tayangan Halaman

Sabtu, 30 November 2013

Curahan hati Niar untuk Rian

apa kabar sayang?
mungkin sudah begitu lama kita tak bersua, tak pernah lagi bertutur sapa
tak ada lagi dering telefon atau pesan darimu...
sudah lama pula aku tak melihat engkau panik mencariku saat aku  tiada kabar
sudah lama aku tak melihat engkau menghampiri daun pintu rumahku...


mungkin tak pernah lagi engkau memikirkan dan memperdulikan ku
sudah lama pula mungkin aku tak bersandar di bahumu,
dan mungkin terlalu banyak untaian kata rindu untukmu
namun semua itu tak pula mungkin kau pikir dan kau pedulikan

29 novemeber 2013, mungkin seharusnya ini hari jadi ke 2 tahun
mungkin dulu begitu banyak rencana untuk merayakan hari ini
tapi semua sudah sirna :’)

Mengingatmu mungkin Terasa sakit , menyayat dan mengiris hati saat tahu engkau memiliki yang lain di belakangku, apalagi dia selalu engkau bela dan kau sembunyikan dibelakangku.
sakit, saat ku mencoba menilai setiamu...semua jauh dari apa yang ku kira, kau tega menghancurkan hati seolah aku tak ada

sesakit inikah saat kau tak mengakuiku, sedangkan aku begitu membangga-banggakan dirimu didepan mereka
sepedih inikah jika engkau masih mencari yang lain saat aku masih bersamamu sedangkan aku begitu takut merusak atau menyakiti hatimu dan selalu mencoba menahan goda untuk mendua.

aku sakit...sakit..sakit
menyimpan luka yang masih menganga
seburuk inikah saat aku tahu kau ingin kembali dengan dia yang lalu dan aku tahu dari pengakuan orang itu sendiri. Sakiittt....
semiris ini saat seorang sahabatmu bercerita bahwa engkau dekat dan mencinta dia yang tak lain juga sahabatmu.
aku selalu memaafkanmu dan selalu setia tapi engkau...


Yasudahlah..
aku masih sakit :’)
masih sakit dan pedih
mungkin aku masih mencinta, tapi untuk apa?
mungkin tak kau ingat lagi


tapi dibalik rasa sedih dan sakit ini, masih ada cinta yang aku sempal untuk menutup luka...
“masih mencintaimu :’)”
begitu miris, tapi itulah aku
semoga kau melihatnya



Minggu, 24 November 2013

AKADEMI KEBIDANAN 'AISYIYAH

Akademi Kebidanan 'Aisyiyah adalah salah satu sekolah kesehatan bagi para mahasiswi yang tertarik dengan dunia kebidanan dan sangat excited untuk menjadi seorang bidan yang profesional dan islami
baiklah terlebih dahulu saya akan menjelaskan sedikit mengenai AKBID 'AISYIYAH :
        ‘Aisyiyah sebagai gerakan sosial keagamaan tumbuh dan berkembang dari tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Oleh karena itu ‘Aisyiyah merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari masyarakat bangsa Indonesia. ‘Aisyiyah bergerak di semua aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan demi mencapai perjuangan bangsa. Sesungguhnya bila disimak dari sejarah kelahirannya, Pendidikan tenaga kesehatan ‘Aisyiyah berdiri sejak tahun 1963. Sesuai dengan hasil keputusan Muktamar ‘Aisyiyah yang ke-35 di Jakarta.

       AKBID ‘Aisyiyah ikut serta dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan membantu mendidik dan menjadikan mahasiswanya benar-benar profesional, mempunyai akhlaqul karimah dalam mengabdi pada sesama. Alhamdulillah AKBID ‘Aisyiyah Palembang telah berdiri sejak tahun 2003 dan telat meluluskan banyak tenaga kesehatan profesional dan Islami yang mana alumninya tersebar diseluruh pelosok Indonesia.

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[Q.S. al-Mujaadilah 58:11]

Akademi Kebidanan ‘Aisyiyah Palembang didirikan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Selatan sebagai bentuk pengabdian di tengah-tengah masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Pendirian lembaga ini dibentuk atas dasar keputusan Muswil ‘Aisyiyah ke X di Pagaralam yang kemudian disyahkan oleh Mendiknas melalui SK No. 136/D/O/2003 pada tanggal 5 Septembar 2003, yang sebelumnya direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan RI Badan PPSDMK No.13.2.4.12689 pada tanggal 3 Juli 2003. Dan pada bula Juni 2008 Akbid ‘Aisyiyah Palembang telah terakreditasi B oleh PUSDIKNAKES. Dan Kini Akademi Kebidanan 'Aisyiyah telah TERAKREDITASI oleh BAN-PT 2013 (Badan Akreditasi Nasional) sesuai SK No.215/SK/BAN-PT/Ak-XIII/Dpl-III/X/2013

bagi yang tertarik untuk mendapatkan info lengkap
lihat di website :website AKADEMI KEBIDANAN 'Aisyiyah



BE A PROFESSIONAL AND ISLAMIC MIDWIVES...
see you...

Tanya Jawab EPIDEMIOLOGI

1.      Ada 3 hal penting yang perlu digarisbawahi dalam memahami epdemiologi, kecuali?
a.       distribusi,
b.      determinan,
c.       komuniti
d.      kelompok penduduk.
2.      studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian–kejadian pada kelompok penduduk tertentu disebut?
a.       Kertologi
b.      Epidemiologi
c.       Sosiologi
d.      Antropologi
3.      Pengertian konsep penyakit di dalam epidemiologi berkembang menjadi suatu proses interaksi antara hal berikut, kecuali?
a.       penjamu (host),
b.      behavior
c.       penyebab (agent)
d.      lingkungan (environtment)
4.      unsur utama di dalam proses sebab akibat terjadinya suatu penyakit/ peristiwa kesehatan disebut?
a. penyebab sekunder
b. penyebab tersier
c. penyebab sekunder distribusi
d. penyebab primer
 5.  unsur pembantu atau penambah di dalam proses sebab akibat terjadinya suatu penyakit/  peristiwa kesehatan disebut?
a. penyebab sekunder
b. penyebab tersier
c. penyebab sekunder distribusi
d. penyebab primer
6. Unsur biologis, Unsur nutrisi, Unsur kimiawi, Unsur psikis dan genetik merupakan unsur-unsur dari?
a. penyebab sekunder
b. penyebab tersier
c. penyebab sekunder distribusi
d. penyebab primer
7.  berikut yang termasuk rate dalam pengukuran epidemiologi kecuali?
a. crude rate
b. adjusted rate
c. poligard rate
d. specific rate


   8. Beberapa ukuran relatif/ angka perbandingan yang banyak digunakan dalam epidemiologi, kecuali?
a. rate
b. ratio
c. average
d. proporsi
9. Penelitian berdasarkan percobaan/ perlakuan khusus dalam penelitian epidemiologi disebut?
a. exponential studies
b.experimental studies
c.observational studies
d. delevoting studies
10. Penelitian yang berdasarkan pengamatan langsung terhadap berbagai kejadian dalam satu populasi tentunya, disebut?
a. exponential studies
b.experimental studies
c.observational studies
d. delevoting studies
11. Ada 3 komponen penting dalam epidemiologi yaitu, kecuali?
a.  frekuensi
b. tebar hitung
c. distribusi
d. determinan
12. Di dalam batasan epidemologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, kecuali?
      a. Mencakup semua penyakit
b. populasi
c.pendekatan ekologi
d. frekuensi
13. metode epidemiologi yang mempelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel epidemiologi yang terdiri dari orang, tempat, dan waktu adalah?
a. epidemiologi sekuler
b. epidemiologi deskriptif
c. epidemiologi analisis
d. epidemiologi observasi




14. Salah satu bidang epidemiologi yang lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya adalah?
a. epidemiologi klinis
b.epidemiologi kesehatan
c.epidemiologi observational
d. epidemiologi konsepsional
15. sebutkan peranan epidemiologi dalam kesmas menurut anda?
  1. Mengindentifikasikan faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan/ penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalamusha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya
  2. Menyiapkan data/ informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakt serta meberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam
  3. Membnatu menilai hasil program kesehatan
Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya , baik penyakit perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok) maupun kejadian luar biasa (KLB/ wabah dalam masyarakat)

TINGKATAN MANAJEMEN

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

TINGKATAN MANAJEMEN

Tingkat manajemen tidak hanya menunjukan hierarkhi manajer bawahan dan atasan secara perorangan tetapi juga hierarkhi manajemen secara keseluruhan.
(Pravita, 2012)
TINGKATAN MENEJEMEN
1.      HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi/ hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
2.      MIDDLE LEVEL (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian/ divisi. Pengendali manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi, dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategi yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan seefisien mungkin.
3.      LOW LEVEL (tingkat bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.
(Rosyidah, 2012)
TINGKATAN MANAJEMEN
1.      Manajemen Puncak (Top Management)
Tugas: menentukan tujuan, strategi dan kebijakan
Manajer: Direktur Umum, Presiden Direktur, COE (Chief Executive of ficer)
2.      Manajemen Menengah (Middle level Management)
Tugas: melaksanakan tujuan, strategi dan kebijakan
Manajer: Manajer Pemasaran, Manajer keuangan
3.      Manajemen Tingkat Bawah (Lower Level atau First Line)
Tugas: mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan operasional yang dilakukan oleh karyawan
Manajer: Pengawas Produksi, Pengawas penjualan
(Suparyanto, 2009)
Tingkatan manajemen dan manajer.
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1.      Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tingkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2.      Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/ manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.

3.      Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
(Hidayat, 2009)

Tingkatan manajemen

1.      HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi/ hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
2.      MIDDLE LEVEL (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian/ divisi. Pengendali manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan seefisien mungkin.
3.      LOW LEVEL (tingkat bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.
(Puspita, 2007)

Tingkatan manajemen dan manajer.
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1.      Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditimbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tingkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2.      Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memiliki keahlian interpersonal/ manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3.      Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
Adapun tingkatan kepemimpinan atau manajemen terdiri dari:
1. Top Management (Manajemen Tingkat Atas)
2. Middle Management (Manajemen Tingkat Menengah)
3. Lower Management (Manajemen Tingkat Rendah).
(Dian, 2011)

Jumlah manajemen pada setiap tingkatan tergantung pada besar kecilnya suatu organisasi atau instansi. Namun demikian, biasanya Top Management jumlahnya akan lebih sedikit dari pada Middle Management, dan Middle Management lebih sedikit daripada Lower Management.
Jadi semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin banyak memerlukan keterampilan administrasi/ manajemen, tetapi keterampilan operasionalnya semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang, maka keteramplian operasionalnya semakin tinggi, sedangkan keterampilan administrasinya/ manajemennya makin rendah.
Dengan bahasa yang sederhana, sebetulnya ketiga jenis tingkatan manajemen tersebut bekerja pada waktu yang sama, tetapi jenis kegiatannya berbeda. Manajemen Tingkat Atas lebih banyak bekerja dengan pikiran, sedikit sekali bekerja secara fisik atau tenaga. Manajemen Tingkat Menengah, antara kerja pikir dengan kerja fisik boleh dikatakan seimbang. Sedangkan, Manajemen Tingkat Bawah, bekerja dengan pikiran sedikit sekali, sementara dengan fisik atau tenaga amat besar/ banyak.
(Arutmin, 2012)
Tingkat-tingkat Manajemen
1.      Manajemen puncak (top management) tanggung jawabnya adalah menyusun rencana baru untuk perluasan produksi dan meningkatkan penjualan. Mengkomunikasikan rencana-rencana itu kepada semua manajer. Contoh dari manajemen puncak adalah presiden, direktur utama, direktur keuangan dan wakil presiden. Keputusan yang diambil dari manjemen ini adalah untuk 3 sampai 5 tahun ke depan.
2.      Manajemen menengah (middle management) tanggung jawabnya menentukan jumlah karyawan baru yang harus direkrut, menetapkan harga yang lebih reandah untuk meningkatkan penjualan dan menentukan peningkatan periklanan untuk meningkatkan penjualan serta menentukan cara memperoleh dana untuk membiayai ekspansi. Bertanggung juga pada keputusan jangka pendek.
3.      Manajemen pengawasan (forward line) terlibat secara langsung dengan karyawan yang melaksanakan proses produksi sehari-hari. Tanggung jawabnya adalah mempersiapkan tugas pekerjaan bagi para karyawan baru yang telah direkrut, mempersiapkan jadwal waktu bagi para karyawan yang telah direkrut.
Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1.            Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2.            Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3.            Manajemen Bawah/ Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.

Dilihat dari kegiatan yang dilakukan :
1.      Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi (produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dll
2.      Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
(Ramadhani, 2011)

PERDARAHAN DI LUAR HAID

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haid adalah peristiwa luruhnya dinding rahim (endometrium) yang terjadi secara siklik dan normalnya setiap bulan terjadi. Haid dialami oleh wanita yang merupakan salah satu tanda seks primer normal. Haid terjadi secara fisiologis karena adanya siklus hormon yang terjadi di dalam tubuh.
Ada kalanya ditemukan adanya perdarahan per vaginam yang terjadi di luar haid. Terjadinya perdarahan di luar haid ini bisa disebabkan berbagai faktor penyebab, salah satunya karena adanya kelainan. Sebagaimana diketahui perdarahan di luar haid adalah perdarahan yang terjadi di antara 2 siklus haid. Ada 2 macam perdarahan dilur haid yakni metroragia, dan menometroragia.
Perdarahan di luar haid biasanya baru diketahui setelah pasien mengeluh mengenai perdarahan iini, namun untuk menegakkan diagnosis tersebut tentu diperlukan pemeriksaan tertentu. Namun, masyarakat terutama kaum wanita masih awam mengenai perdarahan di luar haid ini, baik itu penyebab, gejala maupun bagaimana cara mengatasinya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas masalah ini. Diharapkan makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, amin.










B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang “Perdarahan di luar haid”.
2.      Tujuan Umum
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah ASKEB IV (Patologi),
2. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.























BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian Perdarahan di Luar Haid
Perdarahan di luar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. (Lizawati, 2012)

B.       Macam-Macam Perdarahan di Luar Haid
Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia,
  1. Metrorargia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
  2. Menometrorargia adalah perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
(Lizawati, 2012)

C.       Penyebab Perdarahan di Luar haid
Beberapa Penyebab dari perdarahan diluar haid yaitu :
1.    Polip serviks
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa. (Denise, 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis. (Denise, 2005)


2.    Erosi portio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia/ alat tertentu umumnya disebabkan oleh infeksi. 
  1. Ulkus portio
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum .
4.    Trauma
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan. Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.

Adapun penyebab perdarahan di luar haid antara lain:
a.    Polip endometrium
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ini adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim, memiliki basis datar besar dan melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan.


Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika  bengkok dan kehilangan semua pasokan darah. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil.

Adapun penyebab dari perdarahan haid dibagi menjadi dua yakni,
1.       Sebab - sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan olah kelainan pada:
  1. Serviks uteri: seperti polip servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada portio uteri, karsinoma servisis uteri.
  2. Korpus uteri: polip endometrium, abortus imminens, abortus insipiens, abortus incompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korpus uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.
  3. Tuba fallopii: kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
  4. Ovarium: radang ovarium, tumor ovarium.

2.        Sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan inui lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit  untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun, dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarana diperlukan perawatan di rumah sakit. 
(Lizawati, 2012)

                                               

Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa penyebab dari perdarahan di luar haid yaitu:
1.        Polip serviks
2.        Erosi portio
3.        Ulkus portio
4.        Trauma
5.        Polip endometrium

Penyebab fungsional adalah perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
1.        Polip Serviks
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise, 2005). Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis. Penyebab dari jenis kanker yang tidak sepenuhnya dipahami oleh para ahli. Mungkin asil dari infeksi atau dari istilah atau peradangan kronis panjang, respon abnormal untuk peningkatan tingkat estrogen, dan dalam kemacetan pembuluh darah di saluran leher rahim.
Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :
a.    Tanpa gejala. Polip serviks biasa dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks,
b.    Leukorea yang sulit disembuhkan (sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh )
c.    Terasa discomfort dalam vagina (yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa).
d.   Kontak berdarah (misalnya , vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks.)
e.    Terdapat infeksi

Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis. Polip serviks tidak pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon, mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga. Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi dan ini: Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
  Dasar diagnosis dari polip serviks adalah sebagai berikut,
a.    Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
b.    Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
c.    Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai:
1)                  Jaringan bertambah
2)                  Mudah berdarah
3)                  Terdapat pada vagina bagian atas.
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/ sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.



2. Erosi Porsio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia/ alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian/ seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.
Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
a.         Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
b.         Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
c.         Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
Adapun penyebab erosi serviks :
  1. Level estrogen: erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
1)        Dalam kehamilan: erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
2)        Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB: erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.


3)   Pada bayi baru lahir: erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
4)   Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dll.

  1. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
  2. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum)

Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio.
Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal hygiene yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi. Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi. (Winkjosastro, 2005).  
 
 Gejala erosi serviks:
1)   Mayoritas tanpa gejala
2)   Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi
a)    Setelah berhubungan seksual (poscoital)
b)   Diantara siklus menstruasi
c)    Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
3)   Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
Penanganan erosi porsio/ erosi serviks,
1)        Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2)        Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
a)    Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
b)   Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit

3.                  Ulkus Porsio
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum. Etiologinya antara lain karena, penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma.
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi/ koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus.

Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan Gejala :
a.         Adanya fluxus
b.        Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c.         Adanya kontak berdarah
d.        Portio teraba tidak rata
Sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Penanggulangannya antara lain:
a.         Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
b.        Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
c.         Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.

4.                  Trauma
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan. Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
Trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause). Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi).
Gejalanya antara lain; nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya, misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi hormon.

5. Polip Endometrium
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ini adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim, memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika bengkok dan kehilangan semua pasokan darahnya. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil.




Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.
a.         Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
b.        Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
c.         Perdarahan haid yang terlalu berat
d.        Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase, CT scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan rahim lainnya. Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas. Polip endometrium biasanya sel jinak, dapat menjadi prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam perawatan. Jika berkembang dekat saluran telur, dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium. (Pratiwi, 2012)

D.      Patologi Perdarahan di Luar Haid
Menurut schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovario pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorrágica terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan corpus luteum.
Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penelitian menunjukan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atropik, hiperplastik, ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar. Endometrium jenis nonsekresi  dan jenis sekresi penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan anovulatori dari perdarahan ovuloatoir.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari factor-faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya  Belem seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoir biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin. 
(Lizawati, 2012)








E.       Gambaran Klinik
1.      Perdarahan ovulatori
Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10 % dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). Untuk menegakan diagnosis perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarhan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk survei suhu badan basal dapat menolong.

Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya:
a)      Korpus Luteum Persistens                                              
Dalam hal ini dijumpai perdarahan Madang-kadang bersamaan dengan ovarium yang membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kelainan ektopik karena riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering menunjukan banyak persamaan antara keduanya. Korpus luteum persistens dapat menimbulkan pelepasan endometrium yagn tidak teratur (irregular shedding). Diagnosis ini di buat dengan melakukan kerokan yang tepat pada waktunya, yaitu menurut Mc. Lennon pada hari ke 4 mulainya perdarahan. Pada waktu ini dijumpai endometrium dalam tipe sekresi disamping nonsekresi. 
b)      Insufisiensi Korpus Luteum
Hal ini dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenore. Dasarnya ahíla kurangntya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH realizing factor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan. 
c)      Apopleksia Uteri
Pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus. 
d)     Kelainan Darah
Seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekasnisme pembekuan darah.

2.        Perdarahan anovulatoir
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunya Kadar estrogen dibawah tingkat tertentu timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklik, Kadang-kadang tidak teratur sama sekali.
Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpautnya dengan jumlah folikel yang pada statu waktu fungsional aktif. Folikel – folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti oleh folikel – folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula-mula ploriferasi dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik.
Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan adanya perdarahan anovulatoir. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau keterlambatan proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realizing faktor tidak sempurna. Pada masa pramenopause proses terhentinya  fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus  haid menjadi ovulatoir, pada seorang dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.
Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor-tumor ovarium dan sebagainya. Akan tetapi disamping itu terdapat banyak wanita dengan perdarahan disfungsional tanpa adanya penyakit-penyakit tersebut. Selain itu faktor psikologik juga berpengaruh antara lain stress kecelakaan, kematian, pemberian obat penenang terlalu lama dan lain-lain dapat menyebabkan perdarahan anovulatoir.
(Lizawati, 2012)
F. Diagnosis
a)        Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenore/ amenore, sifat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan, dan sebagainnya.
b)        Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk ke arah kemungkinaan penyakit metabolik, endokrin, penyakit menahun. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan.
c)        Pada pemeriksaan gynecologic perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu).
d)       Pada pubertas tidak perlu dilakukan kerokan untuk menegakan diagnosis. Pada wanita umur 20-40 tahun kemungkinan besar adalah kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum,
e)        Dilakukan kerokan apabila sudah dipastikan tidak mengganggu kehamilan yang masih bisa diharapkan. Pada wanita pramenopause dorongan untuk melakukan kerokan adalah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas. 
(Lizawati, 2012)







G. Penanganan
  1. Istirahat baring dan transfusi darah
  2. Bila pemeriksaan gynecologik menunjukan perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan :
a)    Estrogen dalam dosis tinggi
Supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara IM dipropionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Tetapi apabila suntikan dihentikan perdarahan dapat terjadi lagi.
b)   Progesteron
Pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium, dapat diberikan kaproas hidroksi progesteron 125 mg, secara IM, atau dapat diberikan per os sehari nirethindrone 15 mg atau asetas medroksi progesteron (provera) 10 mg, yang dapat  diulangi berguna dalam masa pubertas.
(Lizawati, 2012)